Sang Dai Itu Telah Tiada
2:26 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Sang Dai Itu Telah Tiada

Oleh: Tim dakwatuna.com

sayyid-nuh.jpgInnaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’un. Telah meninggal dunia seorang ulama besar, ahli hadits, yang terhormat syeikh Dr. Sayyid Muhammad Nuh, hari Senin 15 Rajab 1428 H bertepatan dengan 30 Juli 2007.

Sebelumnya beliau dirawat di rumah sakit “Daarul Fu’ad” di Kuwait, untuk menjalani proses pengobatan ke Cina, yaitu untuk menjalani operasi jantung.

Beliau pernah tinggal di Uni Emirat Arab dan di Kuwait bertahun lamanya, aktif sebagai pengajar, ahli hadits, ahli tafsir, muballigh, dan penulis.

Beliau spesialis di bidang kajian pendidikan, beliau menulis seri “Aafat ‘alath Thariq” dengan pendekatan ulama rabbani. Beliau juga seorang ahli hadits, psikolog, sebagai mana beliau juga menulis banyak kajian dan makalah.

Selama beliau dirawat di Cina untuk cangkok jantung, hati dan doa orang yang mencintai dan mengenalnya selalu mengiringinya, dengan munajat yang dimohonkan ke langit agar Allah swt memberikan kelancaran dalam proses operasi, mengarunianya kesembuhan, sehat seperti sedia kala untuk menjadi singa di medan dakwah Islam. Allah swt mengabulkan sebagian doa orang yang ikhlas sehingga ia sembuh. Kemudian ia menulis di Majalah Al-Mujtama’ kisah dirinya ketika sakit, proses penyembuhan, tindakan operasi dan kesembuhan.

Syeikh Sayyid Muhammad Nuh merupakan alumnus kuliah Ushuluddin universitas Al-Azhar tahun 1971, dan meraih Master pada tahun 1973 dengan tema thesis: “Pernikahan nabi saw dengan Zainab binti Jahsy dan bantahan terhadap fitnah yang diarahkan kepadanya dalam metode kritik yang dilakukan oleh para ahli hadits”, dari universitas yang sama, dan meraih gelar doctoral dengan tema thesis “Al-Hafidz Abul Hajjaj Yusuf al-Mizzi dan usahanya dalam menulis kitab tahdzib al-kamal”.

Syeikh Sayyid Muhammad Nuh yang selalu mendapat prestasi di Universitas Al-Azhar Cairo, merupakan teladan bagi para cendekiawan rabbani yang selalu tawadhu tanpa merendahkan diri, selalu merasa cukup, menjaga diri tatkala kekurangan, merasa butuh hanya pada Allah swt, tegas dalam kebenaran, pemberi nasihat dengan hujjah kuat ketika berdebat, teladan dalam tarbiyah dan perilaku, sangat fasih saat berkhutbah.

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan menghilangkan ilmu di tengah-tengah manusia. Akan tetapi Allah menghilangkan ilmu dengan mencabut nyawa para ulama. Sehingga ketika tidak ada lagi orang yang alim, manusia mengangkat pemimpin yang bodoh, mereka ditanya, dan menjawab dengan tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.” HR. Bukhari dan Muslim.

Profesi Syeikh Sayyid Muhammad Nuh

1. Dosen Bidang Hadits di Universitas Al-Azhar Cairo Mesir (sampai sekarang).
2. Dosen Tamu di Universitas Qatar Bidang Syari’ah, Tahun 1981 – 1982.
3. Dosen Tamu di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Kuwait, Tahun 1993-1999.
4. Dosen Tamu di Fakultas Adab Universitas Uni Emirat Arab, Tahun 1982-1991.

Aktivitas Syeikh Sayyid Muhammad Nuh

1. Anggota Majalah Syari’ah di Fakultas Syari’ah Universitas Kuwait selama dua tahun.
2. Ketua Program Hadits dan Dirasat ’Ulya di Universitas Kuwait (sekarang).
3. Khatib di Kementerian Wakaf selama delapan tahun.
4. Penulis di Majalah Al-Mujtama’ dan Al-Wa’yu Al-Islami.
5. Nara Sumber di berbagai seminar dan forum ilmiah.
6. Dll.

Karangan Ilmiah Syeikh Sayyid Muhammad Nuh

Beliau menulis lebih dua puluh buku, di antaranya:

1. Taujihaat Nabawiyyah
2. Aafaat alath Thariq
3. Syafaa Ash Shudur fii Tarikhis Sunnah wa Manahijil Muhadditsin
4. Ash Shahabah wa Juhuduhum fii Khidmatil Hadits
5. Attabi’un wa Juhuduhum fii Khidmatil Hadits
6. Manhajur Rasul fii Gharsi ruhil Jihad fii Nufusi Ash Habihi
7. Syakhshiyyatul Muslim bainal Fardiyyah wal Jama’iyyah
8. Ad-Da’wah Al-fardiyyah fii Dhai’il Manhaj Al-Islam
9. dll.

Semoga syeikh Sayyid Muhammad Nuh selalu dikenang. Semoga mengalirkan pahala jariyah di alam kuburnya selagi ilmu yang pernah ditebarkannya bermanfaat, sesungguhnya jika seseorang meninggal maka putuslah amal perbuatannya kecuali tiga hal, “Ilmu yang bermanfaat. Anak shalih yang mendoakan orang tuanya. Dan sedekah jariah.”

Semoga Allah swt merahmatimu wahai yang saya cintai… wahai Abu Muhammad… rahmat Allah yang luas terlimpah atasmu. Dan Allah melapangkan alam kuburmu, menjadikannya taman dari taman-taman surga.

“Engkau hidup laksana orang asing. Engkau meninggal dalam keadaan asing, maka sungguh berbahagia orang-orang yang asing” (dari berbagai sumber)


[+/-]Baca Selengkapnya......
Akhirnya Aku Bersyahadat
2:22 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Akhirnya Aku Bersyahadat

Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

“Aku sangat terkejut dan sedih. Kasihan mereka. Pikiran mereka sudah dicekoki peradaban batu. Seperti kebanyakan orang Barat yang lain, aku beranggapan bahwa Islam menindas kaum wanita dan kerudung adalah bukti simbol penindasan itu.”

“Coba bayangkan, empat tahun kemudian, sungguh mengejutkan! Ketika aku berdiri terpaku di depan cermin, melihat bayanganku sendiri berpakaian seperti wanita yang tertindas itu!”

Begitulah Dr. Katherine Bullock, menulis dalam sebuah artikel ‘Bagaimana aku memeluk Islam’. Peristiwa itu dia alami pada 1991, ketika berada di depan TV menonton berita mengenai wanita Turki yang dikatakan kembali ke zaman dulu karena mengenakan kerudung.

Dia kemudian menemui orang-orang Islam di Queen’s University, Kingston, Ontario, Kanada. Perlu diketahui, populasi kaum Muslimin di Kanada mencapai 32.8 juta orang. Dan Islam telah menjadi agama kedua tercepat setelah Kristen. Penelitian terbaru menunjukkan, umat Islam begitu bangga menjadi warga Kanada. Dan mereka lebih terdidik di banding masyarakat umumnya.

Katherine Bullock, perempuan 24 tahun, berpikiran terbuka, liberal dan toleran. Dia merasakan keganjilan saat melihat sekelompok wanita muslimah berjalan di sekitar international centre dan merasa kasihan karena dia pikir mereka wanita yang tertekan. Dan dia semakin merasa kasihan ketika tahu mereka harus menutup rambut dan berlengan panjang di musim panas. Apakah mereka diperlakukan tak adil di negara-negara Islam?

“Kami berjilbab karena ini perintah Tuhan,” begitu jawaban mereka. Kasihan. Bagaimana perlakuan orang kepada mereka di negara-negara muslim. “Sudah budayanya begitu”, Jawab mereka. Aku mengira mereka ditipu, sejak kecil sudah dikondisikan seperti itu. Tapi herannya, mereka hidup bahagia dan ramah.

Aku lalu melihat pria-pria muslim berjalan di sekitar international centre di kampus itu. Bahkan ada yang berasal dari Libia. Aku gemetar, khawatir kalau-kalau mereka akan bertindak buruk kepadaku karena itu “perintah Tuhan.” Aku kecele. Ternyata para pria ini demikian bersahabat, dan tampah teduh dalam suasana benuh persahabatan.

Aneh juga keyakinan mereka. Itu membingungkanku. Lalu kubaca Quran dan tidak kutemukan sesuatu yang istimewa. Kemudian pecah Perang Teluk.Tuhan mana yang menyuruh kaum pria berperang, membunuh rakyat tak bersalah dari negara lain, memperkosa wanita dan apapun perilaku mereka untuk menentang Amerika? Kubaca lagi sebuah buku yang dapat dipercaya. Aku tidak kuat meneruskan membaca karena sangat, sangat tidak suka dengan buku yang menggambarkan adanya Tuhan yang menghancurkan seluruh kota dalam sekejap saja.

Tidak heran bila kaum perempuan agama ini demikian tertekan, dan para pemeluk fanatik kepercayaan ini membakar bendera-bendera Amerika. Tapi kaum Muslim yang kutemui sama sekali tidak seperti yang kukhawatirkan, dan menurut mereka al Quran tidak mengajarkan hal yang seperti itu. Mungkinkah aku salah memahaminya?

Setelah menerawang jauh, akhirnya aku seperti terlontar kembali ke masa kini. Saat imam masih memimpin shalat. Imam pun akhirnya berdiri. Aku ikut berdiri, dan hampir terjatuh karena menginjak rok panjangku. Aku mencoba tak menangis dan memusatkan perhatian untuk berdoa.

“Tuhan Yang Maha Penyayang. Aku berada di masjid ini kaerna aku percaya kepada Tuhan dan karena terbukti Islam merupakan agama yang paling bisa diterima oleh akal manusia dibandingkan dengan agama lain,” kataku. Saat bersujud aku memohon agar Tuhan YME membimbingku mejadi muslim yang baik.

Bayangkan, bagaimana mungkin Kathy, wanita Barat berkulit putih dan berpendidikan beralih keyakinan agama yang katanya menjadikan wanita warga kelas dua saja? Tapi nyatanya muslim di Kingston justru menjadi teman-temanku. Mereka menerimaku dengan tangan terbuka dan bersikap ramah, tanpa banyak bertanya. Aku jadi lupa bahwa sebenarnya aku pernah menganggap mereka kelompok manusia yang tertindas dan teroris.

Sebaliknya, mereka seperti bintang yang menyinari perjalanan hidupku. Heran. Apa yang sedang kulakukan? Aku tengah sujud shalat. Lutut dan tanganku pegal. Aku tidak mengerti apa yang diucapkan si imam tapi jamaah lain tampaknya memahami apa yang mereka ucapkan. Maka aku berdoa dengan bahasaku sendiri, meminta Tuhan Yang Maha Esa untuk berbaik hati kepadaku, yang baru dua belas jam lalu menjadi seorang muslim.

Baiklah, God. Aku menjadi Muslim karena aku percaya kepada-Mu. Dan karena Islam adalah agama yang masuk akal bagiku. Wah, omong apa aku barusan? Air mataku mengalir. Bayangkan, apa yang akan dikatakan oleh teman-teman kalau nanti melihat aku bersujud ini? Mereka akan mentertawaiku.

Apa kamu sudah gila? Pasti begitu mereka akan berkomentar. Mereka akan heran betapa aku tiba-tiba saja percaya terhadap agama. Sebelumnya aku atheis. Jadi apa yang kemudian menyebabkan aku berubah lalu percaya akan adanya Tuhan, lalu memeluk Islam?

Aku teringat ketika masih seorang atheis. Benarkah atheis? Suatu malam aku merenung sambil memandang langit bertabur binatang. Aku merasa dikelilingi oleh sesuatu yang lebih besar dari diriku sendiri. Tiba-tiba aku merasa tenang dan nyaman. Akhirnya aku menyadari bahwa tidaklah mungkin aku melepaskan diri dari perasaan bahwa sebenarnya ada sesuatu yang lebih besar dari diriku.

Pernahkah meragukan adanya Tuhan? Pertanyaan ini aku lontarkan kepada teman-teman yang beragama Islam maupun Kristen. Tidak, begitu jawab mereka. Hal ini membingungkan aku. Apakah keberadaan Tuhan begitu nyatanya? Kenapa aku tidak melihatnya? Coba, saudara-saudara, jawab pertanyaanku; Bagaimana mungkin Tuhan YME mendengarkan jutaan orang yang sedang berdoa dan memenuhi doa setiap orang? Rasanya tidak mungkin.

Ketika beranjak dewasa, aku rajin ke gereja. Rasanya memalukan karena setahuku masyarakat yang taat beribadah umumnya orang yang membosankan dan berpikiran kolot. Namun langit dan bumi ini tampak tidak masuk akal tanpa penciptanya. Sepulang dari gereja, perasaanku biasanya ringan dan bahagia. Mungkin karena aku telah berkomunikasi dengan Tuhan. Namun perasaan seperti itu telah hilang. Mungkinkah karena aku tidak dekat dengan Tuhan lagi? Tampaknya inilah awal dari perjalananku yang akhirnya membuatku menjadi seorang muallaf.

Semula aku berusaha berdoa lagi sebagai umat Kristiani. Sulit sekali. Aku berusaha belajar mendekatkan diri kepada Tuhan. Kemudian aku bertemu feminis Kristen dan wanita Muslim. Aku mulai berdoa dan menamakan diriku sebagai “feminis pasca kristen”. Perasaanku ringan lagi dan yakin mungkin Tuhan memang ada. Akupun mulai instrospeksi dan menyadari bahwa segala kejadian yang kualami merupakan berkah dari Tuhan, dan aku tidak cukup berterima kasih kepada Tuhan. Aku merasakagum Tuhan begitu sayang dan baik kepada aku yang tidak setia kepada-Nya.

Dari Al Quran aku belajar bahwa Al Quran tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Bahkan ilmu pengetahuan seringkali merupakan pembuktian dari ayat-ayat dalam Al Quran. Aku mulai kembali rajin ke gereja. tapi apa yang terjadi? Keyakinan Kristen semakin sulit aku pahami bahkan cenderung terasa tidak masuk akal. Terutama ajaran bahwa Yesus adalah anak Allah, dan ajaran menjunjung tinggi bunda Maria dan Yesus ketimbang percaya bahwa Allah Maha Esa. Berbeda dengan Islam yang mengajarkan untuk menggunakan intelegensiku untuk merenung tentang Allah. Inilah yang mendorongku untuk menambah wawasan pengetahuan.

Keyakinan bahwa wanita muslimah mengalami tekanan rupanya salah. Itu bukan berdasarkan ajaran Islam yang sesungguhnya. Bukankah wanita Muslimah mengenakan jilbab karena mereka percaya janji Allah. Tapi sanggupkah aku menghadapi cemoohan orang? Tuhan tolonglah aku…Tuhan!.

Sampai akhirnya suatu hari di tahun 1994, aku berjalan-jalan bersama suamiku melewati sebuah masjid. Saat itu ada perasaan yang begitu kuat yang mendorong aku untuk segera memeluk Islam.

Dr. Katherine Bullock merupakan salah seorang intelektual Barat yang dengan kesadarannya memutuskan untuk bersyahadat. Keislamannya tidak lepas dari peran kaum muslimin Kanada yang memainkan peran dakwahnya dengan begitu simpatik. Sepanjang tahun 90-an sampai sekarang pertambahan mualaf terus meningkat.

Bahkan pasca 9/11 muncul sebuah tayangan di stasiun televisi nasional Canada, CBC, setiap hari selasa. Serial komedi situasi yang menampilkan karakter dan cerita tentang warga muslim yang mencoba membaur di sebuah kota kecil di Kanada. Serial yang dinamai ini “Little Mosque on the Prairie” atau Masjid Kecil di Padang Rumput.

Episode pertama Little Mosque on the Prairie memuat sejumlah contoh humor pasca 9/11, termasuk adegan polisi di bandara menggelandang sang imam baru untuk diinterogasi setelah percakapan teleponnya mengundang salah tafsir. Kelakar tentang racial profiling dan terorisme.

Kesuksesan sitcom yang menampilkan karakter-karakter muslim ini bergantung pada pandangan kritikus dan khalayak penonton di Kanada. Meski demikian, kabar mengenai acara itu sudah mengundang perhatian dan keingintahuan, terutama dari negara tetangga di selatan, Amerika Serikat. Sejumlah lembaga media berita Amerika sangat tertarik dengan isi acara televisi Kanada ini dan mengirim kru ke negara tetangga yang biasanya tidak begitu mereka perhatikan.

Bukan itu saja bahkan saat ini tengah berlangsung perbincangan sengit di Kanada mengenai batas-batas diperkenankannya warga Muslim menyelesaikan sengketa keluarga, seperti perceraian dan hak pengasuhan anak, menurut syariah, atau hukum Islam. Perbincangan sengit ini sebenarnya telah berlangsung sejak tahun 1991, saat pemerintah Ontario mulai menerapkan ketentuan yang memberi pemimpin keagamaan, baik Yahudi, Kristen, dan juga Islam, kewenangan untuk menengahi sengketa perdata.

Langkah itu dimaksudkan untuk menggalakkan paham keanekaragaman dan mengurangi beban peradilan. Para pemimpin muslim mengatakan mereka kini menghendaki panel penengahan muslim yang selama ini bersifat tak resmi agar dijadikan pengadilan resmi.

Warga muslim Kanada meyakini bahwa Hukum Islam, seperti penengahan dan arbitrasi berdasar agama, memiliki kelebihan, sebab memberikan cara kerja yang cepat dan murah, untuk menyelesaikan sengketa, dan juga memasukkan faktor penyembuhan ke dalam penahapan. Hal ini tidak bisa diberikan oleh pengadilan biasa. Tidak juga tentang penerapan upaya penengahan dan arbitrasi seperti yang dilakukan di Mesir, atau Pakistan. Tetapi pembahasannya dalam wacana tata hukum Kanada. Dan dapat dirasakan bahwa penengahan dan arbitrasi yang diakui dan diatur lebih baik daripada yang ditemukan selama ini tanpa pengaturan dan pengakuan.



http://www.dakwatuna.com/index.php/kaifa-ihtadaitu/2007/akhirnya-aku-bersyahadat/


[+/-]Baca Selengkapnya......
Meraih Kekuasaan Atas Nama Dakwah
2:20 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Meraih Kekuasaan Atas Nama Dakwah

Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA

“Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya (Dzul Qarnain) di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu”. (Al-Kahfi : 84).

Ayat di atas dan ayat anugerah kekuasaan kepada para Nabi pilihan Allah swt lainnya cukup menjadi bukti dan argumentasi yang kuat untuk menjawab mispersepsi atau miskonsepsi yang masih hadir di tengah-tengah umat bahwa kekuasaan sangat bertentangan dengan dakwah. Kekuasaan adalah simbol kediktatoran dan cermin kezaliman, sedangkan dakwah adalah cermin keteladanan dan simbol kasih sayang.

Persepsi negatif ini wajar muncul karena beberapa orang –bisa jadi mayoritas orang- yang diberi kesempatan untuk berkuasa ternyata tidak mampu memanfaatkan kekuasaan itu untuk kemaslahatan dan kesejahteraan bangsa. Malah sebaliknya, kekuasan itu dimanfaatkan untuk mempekaya diri dan justifikasi tindakan kesewenangannya.

Di sisi lain, ada sekelompok orang yang memiliki cita-cita luhur menyebarkan kemasalahatan dan kesejahteraan kepada semua pihak, namun tidak dapat merealisasikannya karena tidak memiliki alat kekuasaan (power).

Dua realitas yang menggejala di tengah umat ini tentunya tidak bisa dijadikan alasan menyalahkan kekuasaan atau memaksakan kekuasaan. Kehadiran kekuasaan dalam konteks dakwah, merupakan sunnatullah yang pernah berlaku kepada umat terdahulu, bahkan melalui manusia unggulan pilihan Allah swt, yaitu para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang shalih.

Tentu, anugerah kekuasaan yang Allah swt berikan kepada salah seorang dari hamba-Nya yang sholeh tidak bisa dilepaskan dari misi dakwah menyebarkan ajaran Islam dan menegakkannya di tengah-tengah umat manusia.

Dzul Qarnain yang diabadikan namanya pada ayat di atas merupakan figur penguasa yang sekaligus aktifis dakwah. Ia mampu merealisasikan dakwah dan kekuasaan secara bersamaan. Bahkan dengan kekuasaan yang dimilikinya, ia mampu menghadirkan kemajuan dan kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Al-Qur’an menyuguhkan kisah prestasi positif Dzul Qarnain dalam bidang dakwah dengan kekuasaan yang diraihnya dalam surah Al-Kahfi : 83-98.

Pengabadian kisah dakwah dan kekuasaan Dzul Qarnain oleh Al-Qur’an jelas merupakan petunjuk sekaligus jawaban bahwa sebuah dakwah akan lebih memberikan hasil yang maksimal manakala didukung oleh sarana kekuasaan. Simaklah ketegasan Dzul Qarnain dalam ayat berikut ini,

“Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” (Al-Kahfi: 87-88).

Pernyataan yang demikian tegas ini tentunya tidak akan terlontar kecuali dari seorang penguasa. Dalam hadits Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, Rasulullah saw malah mengawali perubahan kemunkaran itu dengan “biyadihi” yaitu kekuasaan dan kekuatan, barulah langkah di bawah berikutnya dengan lisan dan dengan doa, meskipun termasuk tanda iman yang lemah.

Pada realitasnya, dengan kekuatan dan kekuasaan yang Allah swt anugerahkan, justru memudahkan Dzul Qarnain untuk melakukan ekspansi dakwah ke seluruh penjuru bumi dari belahan timur hingga ke belahan barat, sekaligus mendapatkan ketaatan umat manusia, yang selanjutkan ia manfaatkan untuk melancarkan program pemberdayaan, pembangunan dan penyejahteraan. Bahkan dengan kekuasaannya yang besar, memudahkannya untuk merealisasikan apapun nantinya yang dapat memajukan dan mensejahterakan kehidupan bersama.

Bukti lain dari Dzul Qarnain yang disebutkan kisahnya dalam surah Al-Kahfi, bahwa ia bukan sekedar penguasa biasa. Ia sekaligus seorang hamba Allah yang sholeh yang tak kenal lelah melakukan safari dakwah untuk mensosialisasikan ajaran Allah.

Allah swt menggambarkan jaulah dakwahnya yang cukup padat ke berbagai penjuru dunia yang tidak bisa dicapai oleh orang lain, “Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (Al-Kahfi: 89-91).

Dalam konteks kekuasaan sebagai bagian dari sarana dakwah Islam, nabi Yusuf as sangat layak untuk dijadikan contoh nyata bahwa kekuasaan yang dimiliki seorang da’i akan memuluskan kerja dan tujuan dakwah. Al-Qur’an menyebutkan permintaan Nabi Yusuf as kepada raja Mesir, “Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (Yusuf : 55).

Permintaan ini disampaikan manakala raja menawarkan jabatan kepadanya, “Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku.” Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.” (Yusuf : 54).

Peluang dan kesempatan yang terbuka di depannya tidak disia-siakan lagi oleh Nabi Yusuf as demi kepentingan dakwah.

Ayat meminta jabatan oleh nabi Yusuf as di sini harus difahami dari sudut pandang yang positif bahwa sesungguhnya Nabi Yusuf as tidak meminta jabatan melainkan yang diyakininya dapat mengatasi krisis di masa depan. Jabatan yang diyakini akan mampu melindungi rakyatnya dari kelaparan dan kematian serta melindungi Negara dari kehancuran. Jabatan yang akan diembannya justru memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang berat di masa paling sulit ketika krisis terjadi. Nabi Yusuf as harus bertanggung jawab atas kecukupun stok makanan bagi seluruh bangsa Mesir dan bangsa-bangsa sekitarnya selama tujuh tahun ke depan, dimana selama itu tidak ada kegiatan pertanian dan peternakan.

Memang suatu jabatan yang tidak menguntungkan bagi Yusuf as. namun justru dengan kekuasaan tersebut, nabi Yusuf as dapat lebih leluasa bergerak dan berdakwah merealisasikan tujuan dan misi Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin,

“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. (Yusuf : 56).

Sayid Qutb mengomentari kekuasaan yang telah diraih oleh nabi Yusuf di Mesir dalam kaca mata dakwah bahwa sesungguhnya penghalang terbesar bagi peralihan sebuah masyarakat dari jahiliyah menuju Islam adalah keberadaan para thagut (penguasa) yang enggan berhukum kepada undang-undang Allah swt. Ditambah dengan keberadaan bangsa yang masih taat dan tunduk kepada thagut. Di sini, nabi Yusuf as melihat kondisi yang memungkinkannya untuk menjadi seorang pemimpin yang ditaati dan bukan tunduk kepada norma jahiliyah. Sehingga dengan kekuasaanya itulah, ia bebas berdakwah dan menyerbarkannya di tengah masyarakat Mesir pada masa pemerintahannya.

Demikianlah tabiat dakwah Islam. Berawal dari individu, kemudian diikuti oleh sekelompok orang. Lantas kempulan ini begerak melawan jahiliyah dengan segala resiko sehingga Allah swt memutuskan dengan hukum-Nya antara orang-orang yang tunduk kepada-Nya dengan mereka yang ingkar dan durhaka. Lalu Allah swt menganugerahkan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan di muka bumi, sehingga orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Allah swt.

Nabi lain yang dianugerahkan oleh Allah swt kekuasaan adalah nabi Sulaiman as. Bahkan kekuasaan beliau adalah kekuasaan yang luar biasa tidak

terbatas dan tidak akan berulang untuk kedua kalinya. Kekuasaan yang diterima Sulaiman as adalah berawal dari permintaannya kepada Allah swt,

”Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Shaad : 35).

Pemahaman yang paling dekat dengan ayat ini adalah bahwa Nabi Sulaiman as memohon kepada Allah kekuasaan yang istimewa yang tidak akan ada lagi setelahnya. Karena hanya dengan kekuasaan seperti itulah, kerajaan-kerajaan di sekitarnya akan tunduk dan menerima seruan dan dakwah nabi Sulaiman as.

Dengan kekuasaan yang meliputi seluruh makhluk Allah swt ayang tidak terbatas itulah, nabi Sulaiman melakukan dakwahnya, sampai akhirnya bergetarlah salah seorang penguasa yang menyembah matahari melihat kekuasaan Sulaiman as yang tidak terhingga. Lantas ia dan seluruh rakyatnya menyatakan keIslamannya.

“Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (An-Naml : 44).

Jika seorang Nabi yang dijadikan teladan oleh Allah swt dibenarkan untuk berdoa memohon agar diberi kekuasaan dan kekuatan, maka tentunya permohonan itu adalah permohonan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam yang konprehensif. Karena Allah swt tidak mengajarkan sesuatu melainkan untuk kebaikan hamba-hamba-Nya.

Kekuasaan yang telah memberikan kontribusi yang besar kepada dakwah pernah dibangun juga oleh sahabat Umar bin Khattab dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Kesejahteraan dan ketenangan bukan hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi oleh seluruh umat manusia, bahkan hewan pun mendapatkan berkah dari kekuasaan keduanya.

Begitulah, ketika kekuasaan ditangan orang-orang yang sholeh, maka tujuan dakwah dapat direalisasikan dengan sempurna. Dan manakala tujuan dakwah terealisir, maka pada masa yang sama sesungguhnya kemaslahatan dan kepentingan manusia juga terjamin, karena dakwah Islam diarahkan untuk membangun kebaikan kepada sesama. Maha benar Allah dengan firmanNya,

”Sesungguhnya bumi ini akan diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang sholeh”. (Al Anbiya’: 105).

Disinilah urgensi kekuasaan dalam dakwah Islam. Dengan kekuasaan, pintu dan peluang dakwah dan amal sholeh akan lebih terbuka luas. Efektifitas kekuasaan dalam menegakkan dakwah telah terbukti dalam sejarah dakwah para manusia pilihan Allah; Nabi Sulaiman, nabi Yusuf, Dzul Qarnain, bahkan Rasulullah saw sendiri ketika berhasil menguasai dan menaklukkan Mekah, sehingga berbondong-bondong penduduk Mekah memeluk Islam.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (An-Nashr: 1-3).

Saatnya kita menjadikan dan memanfaatkan kekuasaan dalam bentuk dan skala apapun sebagai sarana untuk menyempurnakan dakwah Islam sehingga integralitas Islam mampu kita jabarkan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Karena sesungguhnya Islam adalah Din sekaligus Negara (Din Wa Daulah), bukan dipersempit dengan batasan ruang rutinitas ibadah mahdloh –ritual- sehari-hari semata. Allahu A’lam.

http://www.dakwatuna.com/index.php/tarikh-islam/2007/meraih-kekuasaan-atas-nama-dakwah/


[+/-]Baca Selengkapnya......
Meraih Kekuasaan Atas Nama Dakwah
2:11 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Meraih Kekuasaan Atas Nama Dakwah

Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA

“Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya (Dzul Qarnain) di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu”. (Al-Kahfi : 84).

Ayat di atas dan ayat anugerah kekuasaan kepada para Nabi pilihan Allah swt lainnya cukup menjadi bukti dan argumentasi yang kuat untuk menjawab mispersepsi atau miskonsepsi yang masih hadir di tengah-tengah umat bahwa kekuasaan sangat bertentangan dengan dakwah. Kekuasaan adalah simbol kediktatoran dan cermin kezaliman, sedangkan dakwah adalah cermin keteladanan dan simbol kasih sayang.

Persepsi negatif ini wajar muncul karena beberapa orang –bisa jadi mayoritas orang- yang diberi kesempatan untuk berkuasa ternyata tidak mampu memanfaatkan kekuasaan itu untuk kemaslahatan dan kesejahteraan bangsa. Malah sebaliknya, kekuasan itu dimanfaatkan untuk mempekaya diri dan justifikasi tindakan kesewenangannya.

Di sisi lain, ada sekelompok orang yang memiliki cita-cita luhur menyebarkan kemasalahatan dan kesejahteraan kepada semua pihak, namun tidak dapat merealisasikannya karena tidak memiliki alat kekuasaan (power).

Dua realitas yang menggejala di tengah umat ini tentunya tidak bisa dijadikan alasan menyalahkan kekuasaan atau memaksakan kekuasaan. Kehadiran kekuasaan dalam konteks dakwah, merupakan sunnatullah yang pernah berlaku kepada umat terdahulu, bahkan melalui manusia unggulan pilihan Allah swt, yaitu para Nabi dan hamba-hamba-Nya yang shalih.

Tentu, anugerah kekuasaan yang Allah swt berikan kepada salah seorang dari hamba-Nya yang sholeh tidak bisa dilepaskan dari misi dakwah menyebarkan ajaran Islam dan menegakkannya di tengah-tengah umat manusia.

Dzul Qarnain yang diabadikan namanya pada ayat di atas merupakan figur penguasa yang sekaligus aktifis dakwah. Ia mampu merealisasikan dakwah dan kekuasaan secara bersamaan. Bahkan dengan kekuasaan yang dimilikinya, ia mampu menghadirkan kemajuan dan kemaslahatan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Al-Qur’an menyuguhkan kisah prestasi positif Dzul Qarnain dalam bidang dakwah dengan kekuasaan yang diraihnya dalam surah Al-Kahfi : 83-98.

Pengabadian kisah dakwah dan kekuasaan Dzul Qarnain oleh Al-Qur’an jelas merupakan petunjuk sekaligus jawaban bahwa sebuah dakwah akan lebih memberikan hasil yang maksimal manakala didukung oleh sarana kekuasaan. Simaklah ketegasan Dzul Qarnain dalam ayat berikut ini,

“Berkata Dzulkarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami.” (Al-Kahfi: 87-88).

Pernyataan yang demikian tegas ini tentunya tidak akan terlontar kecuali dari seorang penguasa. Dalam hadits Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar, Rasulullah saw malah mengawali perubahan kemunkaran itu dengan “biyadihi” yaitu kekuasaan dan kekuatan, barulah langkah di bawah berikutnya dengan lisan dan dengan doa, meskipun termasuk tanda iman yang lemah.

Pada realitasnya, dengan kekuatan dan kekuasaan yang Allah swt anugerahkan, justru memudahkan Dzul Qarnain untuk melakukan ekspansi dakwah ke seluruh penjuru bumi dari belahan timur hingga ke belahan barat, sekaligus mendapatkan ketaatan umat manusia, yang selanjutkan ia manfaatkan untuk melancarkan program pemberdayaan, pembangunan dan penyejahteraan. Bahkan dengan kekuasaannya yang besar, memudahkannya untuk merealisasikan apapun nantinya yang dapat memajukan dan mensejahterakan kehidupan bersama.

Bukti lain dari Dzul Qarnain yang disebutkan kisahnya dalam surah Al-Kahfi, bahwa ia bukan sekedar penguasa biasa. Ia sekaligus seorang hamba Allah yang sholeh yang tak kenal lelah melakukan safari dakwah untuk mensosialisasikan ajaran Allah.

Allah swt menggambarkan jaulah dakwahnya yang cukup padat ke berbagai penjuru dunia yang tidak bisa dicapai oleh orang lain, “Kemudian dia menempuh jalan (yang lain). Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu, demikianlah. dan sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya. (Al-Kahfi: 89-91).

Dalam konteks kekuasaan sebagai bagian dari sarana dakwah Islam, nabi Yusuf as sangat layak untuk dijadikan contoh nyata bahwa kekuasaan yang dimiliki seorang da’i akan memuluskan kerja dan tujuan dakwah. Al-Qur’an menyebutkan permintaan Nabi Yusuf as kepada raja Mesir, “Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.” (Yusuf : 55).

Permintaan ini disampaikan manakala raja menawarkan jabatan kepadanya, “Dan raja berkata: “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku.” Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata: “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.” (Yusuf : 54).

Peluang dan kesempatan yang terbuka di depannya tidak disia-siakan lagi oleh Nabi Yusuf as demi kepentingan dakwah.

Ayat meminta jabatan oleh nabi Yusuf as di sini harus difahami dari sudut pandang yang positif bahwa sesungguhnya Nabi Yusuf as tidak meminta jabatan melainkan yang diyakininya dapat mengatasi krisis di masa depan. Jabatan yang diyakini akan mampu melindungi rakyatnya dari kelaparan dan kematian serta melindungi Negara dari kehancuran. Jabatan yang akan diembannya justru memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang berat di masa paling sulit ketika krisis terjadi. Nabi Yusuf as harus bertanggung jawab atas kecukupun stok makanan bagi seluruh bangsa Mesir dan bangsa-bangsa sekitarnya selama tujuh tahun ke depan, dimana selama itu tidak ada kegiatan pertanian dan peternakan.

Memang suatu jabatan yang tidak menguntungkan bagi Yusuf as. namun justru dengan kekuasaan tersebut, nabi Yusuf as dapat lebih leluasa bergerak dan berdakwah merealisasikan tujuan dan misi Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin,

“Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik”. (Yusuf : 56).

Sayid Qutb mengomentari kekuasaan yang telah diraih oleh nabi Yusuf di Mesir dalam kaca mata dakwah bahwa sesungguhnya penghalang terbesar bagi peralihan sebuah masyarakat dari jahiliyah menuju Islam adalah keberadaan para thagut (penguasa) yang enggan berhukum kepada undang-undang Allah swt. Ditambah dengan keberadaan bangsa yang masih taat dan tunduk kepada thagut. Di sini, nabi Yusuf as melihat kondisi yang memungkinkannya untuk menjadi seorang pemimpin yang ditaati dan bukan tunduk kepada norma jahiliyah. Sehingga dengan kekuasaanya itulah, ia bebas berdakwah dan menyerbarkannya di tengah masyarakat Mesir pada masa pemerintahannya.

Demikianlah tabiat dakwah Islam. Berawal dari individu, kemudian diikuti oleh sekelompok orang. Lantas kempulan ini begerak melawan jahiliyah dengan segala resiko sehingga Allah swt memutuskan dengan hukum-Nya antara orang-orang yang tunduk kepada-Nya dengan mereka yang ingkar dan durhaka. Lalu Allah swt menganugerahkan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan di muka bumi, sehingga orang-orang berbondong-bondong memeluk agama Allah swt.

Nabi lain yang dianugerahkan oleh Allah swt kekuasaan adalah nabi Sulaiman as. Bahkan kekuasaan beliau adalah kekuasaan yang luar biasa tidak

terbatas dan tidak akan berulang untuk kedua kalinya. Kekuasaan yang diterima Sulaiman as adalah berawal dari permintaannya kepada Allah swt,

”Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (Shaad : 35).

Pemahaman yang paling dekat dengan ayat ini adalah bahwa Nabi Sulaiman as memohon kepada Allah kekuasaan yang istimewa yang tidak akan ada lagi setelahnya. Karena hanya dengan kekuasaan seperti itulah, kerajaan-kerajaan di sekitarnya akan tunduk dan menerima seruan dan dakwah nabi Sulaiman as.

Dengan kekuasaan yang meliputi seluruh makhluk Allah swt ayang tidak terbatas itulah, nabi Sulaiman melakukan dakwahnya, sampai akhirnya bergetarlah salah seorang penguasa yang menyembah matahari melihat kekuasaan Sulaiman as yang tidak terhingga. Lantas ia dan seluruh rakyatnya menyatakan keIslamannya.

“Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (An-Naml : 44).

Jika seorang Nabi yang dijadikan teladan oleh Allah swt dibenarkan untuk berdoa memohon agar diberi kekuasaan dan kekuatan, maka tentunya permohonan itu adalah permohonan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam yang konprehensif. Karena Allah swt tidak mengajarkan sesuatu melainkan untuk kebaikan hamba-hamba-Nya.

Kekuasaan yang telah memberikan kontribusi yang besar kepada dakwah pernah dibangun juga oleh sahabat Umar bin Khattab dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Kesejahteraan dan ketenangan bukan hanya dirasakan oleh umat Islam, tetapi oleh seluruh umat manusia, bahkan hewan pun mendapatkan berkah dari kekuasaan keduanya.

Begitulah, ketika kekuasaan ditangan orang-orang yang sholeh, maka tujuan dakwah dapat direalisasikan dengan sempurna. Dan manakala tujuan dakwah terealisir, maka pada masa yang sama sesungguhnya kemaslahatan dan kepentingan manusia juga terjamin, karena dakwah Islam diarahkan untuk membangun kebaikan kepada sesama. Maha benar Allah dengan firmanNya,

”Sesungguhnya bumi ini akan diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang sholeh”. (Al Anbiya’: 105).

Disinilah urgensi kekuasaan dalam dakwah Islam. Dengan kekuasaan, pintu dan peluang dakwah dan amal sholeh akan lebih terbuka luas. Efektifitas kekuasaan dalam menegakkan dakwah telah terbukti dalam sejarah dakwah para manusia pilihan Allah; Nabi Sulaiman, nabi Yusuf, Dzul Qarnain, bahkan Rasulullah saw sendiri ketika berhasil menguasai dan menaklukkan Mekah, sehingga berbondong-bondong penduduk Mekah memeluk Islam.

“Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat”. (An-Nashr: 1-3).

Saatnya kita menjadikan dan memanfaatkan kekuasaan dalam bentuk dan skala apapun sebagai sarana untuk menyempurnakan dakwah Islam sehingga integralitas Islam mampu kita jabarkan dalam realitas kehidupan sehari-hari. Karena sesungguhnya Islam adalah Din sekaligus Negara (Din Wa Daulah), bukan dipersempit dengan batasan ruang rutinitas ibadah mahdloh –ritual- sehari-hari semata. Allahu A’lam.



http://www.dakwatuna.com/index.php/tarikh-islam/2007/meraih-kekuasaan-atas-nama-dakwah/


[+/-]Baca Selengkapnya......
Menjadi Pribadi Yang Bersyukur
2:09 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Menjadi Pribadi Yang Bersyukur

Oleh: DR. Attabiq Luthfi, MA

Mereka (Para Jin) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya, diantaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”. (Saba’ : 13)

Ayat ini mengabadikan anugerah nikmat yang tiada terhingga kepada keluarga nabi Daud as sebagai perkenan atas permohonan mereka melalui lisan nabi Sulaiman as yang tertuang dalam surah Shaad : 35, “Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”. Betapa nikmat yang begitu banyak ini menuntut sikap syukur yang totalitas yang dijabarkan dalam bentuk amal nyata sehari-hari.

Tampilnya keluarga Daud sebagai teladan dalam konteks bersyukur dalam ayat ini memang sangat tepat, karena dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah saw bersabda:

“Sholat yang paling dicintai oleh Allah adalah sholat nabi Daud; ia tidur setengah malam, kemudian bangun sepertiganya dan tidur seperenam malam. Puasa yang paling dicintai oleh Allah juga adalah puasa Daud; ia puasa sehari, kemudian ia berbuka di hari berikutnya, dan begitu seterusnya”.

Bahkan dalam riwayat Ibnu Abi Hatim dari Tsabit Al-Bunani dijelaskan bagaimana nabi Daud membagi waktu sholat kepada istri, anak dan seluruh keluarganya sehingga tidak ada sedikit waktupun, baik siang maupun malam, kecuali ada salah seorang dari mereka sedang menjalankan sholat. Dalam riwayat lain yang dinyatakan oleh Al-Fudhail bin Iyadh bahwa nabi Daud pernah mengadu kepada Allah ketika ayat ini turun. Ia bertanya: “Bagaimana aku mampu bersyukur kepada Engkau, sedangkan bersyukur itupun nikmat dari Engkau?. Allah berfirman, “Sekarang engkau telah bersyukur kepadaKu, karena engkau mengakui nikmat itu berasal daripadaKu”.

Keteladanan nabi Daud yang disebut sebagai objek perintah dalam ayat perintah bersyukur di atas, ternyata diabadikan juga dalam beberapa hadits yang menyebut tentang keutamaan bekerja. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah seseorang itu makan makanan lebih baik dari hasil kerja tangannya sendiri. Karena sesungguhnya nabi Daud as senantiasa makan dari hasil kerja tangannya sendiri.”

Bekerja yang dilakukan oleh nabi Daud tentunya bukan atas dasar tuntutan atau desakan kebutuhan hidup, karena ia seorang raja yang sudah tercukupi kebutuhannya, namun ia memilih sesuatu yang utama sebagai perwujudan rasa syukurnya yang tiada terhingga kepada Allah swt.

Secara redaksional, yang menarik karena berbeda dengan ayat-ayat yang lainnya adalah bahwa perintah bersyukur dalam ayat ini tidak dengan perintah langsung “Bersyukurlah kepada Allah”, tetapi disertai dengan petunjuk Allah dalam mensyukuri-Nya, yaitu “Bekerjalah untuk bersyukur kepada Allah”. Padahal dalam beberapa ayat yang lain, perintah bersyukur itu langsung Allah sebutkan dengan redaksi fi’il Amr, seperti dalam firman Allah yang bermaksud, Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku”. (Al-Baqarah: 152), juga dalam surah Az-Zumar : 66, “Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.

Redaksi seperti dalam ayat di atas menunjukkan bahwa esensi syukur ada pada perbuatan dan tindakan nyata sehari-hari. Dalam hal ini, Ibnul Qayyim merumuskan tiga faktor yang harus ada dalam konteks syukur yang sungguh-sungguh, yaitu dengan lisan dalam bentuk pengakuan dan pujian, dengan hati dalam bentuk kesaksian dan kecintaan, serta dengan seluruh anggota tubuh dalam bentuk amal perbuatan.

Sehingga bentuk implementasi dari rasa syukur bisa beragam; sholat seseorang merupakan bukti syukurnya, puasa dan zakat seseorang juga bukti akan syukurnya, segala kebaikan yang dilakukan karena Allah adalah implementasi syukur. Intinya, syukur adalah takwa kepada Allah dan amal sholeh seperti yang disimpulkan oleh Muhammad bin Ka’ab Al-Quradhi.

Az-Zamakhsyari memberikan penafsirannya atas petikan ayat, “Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur kepada Allah” bahwa ayat ini memerintahkan untuk senantiasa bekerja dan mengabdi kepada Allah swt dengan semangat motifasi mensyukuri atas segala karunia nikmat-Nya. Ayat ini juga menjadi argumentasi yang kuat bahwa ibadah hendaklah dijalankan dalam rangka mensyukuri Allah swt.

Makna inilah yang difahami oleh Rasulullah saw ketika Aisyah mendapati beliau senantiasa melaksanakan sholat malam tanpa henti, bahkan seakan-akan memaksa diri hingga kakinya bengkak-bengkak. Saat ditanya oleh Aisyah, “Kenapa engkau berbuat seperti ini?. Bukankah Allah telah menjamin untuk mengampuni segala dosa-dosamu?”. Rasulullah menjawab, “Tidakkah (jika demikian) aku menjadi hamba Allah yang bersyukur”. (H. R. Al-Bukhari).

Pemahaman Rasulullah saw akan perintah bersyukur yang tersebut dalam ayat ini disampaikan kepada sahabat Mu’az bin Jabal ra dalam bentuk pesannya setiap selesai sholat, “Hai Muaz, sungguh aku sangat mencintaimu. Janganlah engkau tinggalkan setiap selesai sholat untuk membaca do’a, “Ya Allah, tolonglah aku untuk senantiasa berzikir (mengingatiMu), mensyukuri (segala nikmat)Mu, dan beribadah dengan baik”. (H.R. Abu Daud dan Nasa’i).

Dalam pandangan Sayid Qutb, penutup ayat di atas “Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur” merupakan sebuah pernyataan akan kelalaian hamba Allah swt dalam mensyukuri nikmat-Nya, meskipun mereka berusaha dengan semaksimal mungkin, tetapi tetap saja mereka tidak akan mampu menandingi nikmat Allah swt yang dikaruniakan terhadap mereka yang tidak terbilang. Sehingga sangat ironis dan merupakan peringatan bagi mereka yang tidak mensyukurinya sama sekali. Dalam hal ini, Umar bin Khattab ra pernah mendengar seseorang berdo’a, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan yang sedikit”. Mendengar itu, Umar terkejut dan bertanya, “Kenapa engkau berdoa demikian?”. Sahabat itu menjawab, “Karena saya mendengar Allah berfirman, “Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur”, makanya aku memohon agar aku termasuk yang sedikit tersebut.

Ciri lain seorang hamba yang bersyukur secara korelatif dapat ditemukan dalam ayat setelahnya bahwa ia senantiasa memandang segala jenis nikmat yang terbentang di alam semesta ini sebagai bahan perenungan akan kekuasaan Allah swt yang tidak terhingga, sehingga hal ini akan menambah rasa syukurnya kepada Dzat Yang Maha Kuasa. Allah swt berfirman diantaranya, “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang yang sabar lagi bersyukur”. (Saba’: 19). Ayat yang senada dengan redaksi yang sama diulang pada tiga tempat, yaitu surah Ibrahim: 5, Luqman: 31, dan surah Asy-Syura’: 33.

Memang komitmen dengan akhlaqul Qur’an, diantaranya bersyukur merupakan satu tuntutan sekaligus kebutuhan di tengah banyaknya cobaan yang menerpa bangsa ini dalam beragam bentuknya. Jika segala karunia Allah swt yang terbentang luas dimanfaatkan dengan baik untuk kebaikan bersama dengan senantiasa mengacu kepada aturan Allah swt, Sang Pemilik Tunggal, maka tidak mustahil, Allah swt akan menurunkan rahmat dan kebaikanNya untuk bangsa ini dan menjauhkannya dari malapetaka, karena demikianlah balasan yang tertinggi yang disediakan oleh Allah swt bagi komunitas dan umat yang senantiasa mampu mensyukuri segala bentuk nikmat Allah swt:

Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui”. (An-Nisa’: 147). Allahu A’lam.



http://www.dakwatuna.com/index.php/tazkiyatun-nafs/2007/menjadi-pribadi-yang-bersyukur/


[+/-]Baca Selengkapnya......

MY DREAM IS TO SEE THE PEACEFUL SOCIETY,NONE DISCRIMINATION AND PROSPERITY, JUSTICE FOR ALL.

by Latifabdul.(4)

Bismilahirrahmanirrahiim

بِسۡمِ ٱللهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِيمِ

BAGAIMANA ALLAH MENGATUR BERGAUL DGN UMAT NON ISLAM MENURUT ALLAH SWT?.

Mari kita lihat peraturan2 ALLAH sebagai berikut dibawah ini:


1.Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku (bermacam bahasa/budhaya dan agama) supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS.49:13).

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرٍ۬ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبً۬ا وَقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوٓاْ‌ۚ إِنَّ أَڪۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَٮٰكُمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ۬ (١٣)


Dari peraturan ALLAH diatas jelaslah bahwa ALLAH menciptakan bermacam bangsa, bahasa agar satu sama lain saling kenal mengenal, bersahabat, saling belajar, saling berdagang dan saling hormat menghormati masing2 budaya, bahasa dan keyakinan orang2 (Yahudi,nasrani, budha dll). Ini perintah Allah yang wajib diikuti oleh setiap Muslim.

Sesungguhnya agama ALLAH adalah satu, yaitu agama bertuhan yang Esa atau bertauhid. Yaitu islam.

Inilah penjelasan dari ALLAH kepada Nabi Ibrahim.

.

Sesungguhnya (agama tauhid) ini adalah agama kamu semua(Yahudi, Nasrani dan Muslim); agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.QS 21:92.QS.23:52.

إِنَّ هَـٰذِهِۦۤ أُمَّتُكُمۡ أُمَّةً۬ وَٲحِدَةً۬ وَأَنَا۟ رَبُّڪُمۡ فَٱعۡبُدُونِ (٩٢)

.

"Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu(Ibrahim) imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku". Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang lalim".QS.2:124

وَإِذِ ٱبۡتَلَىٰٓ إِبۡرَٲهِـۧمَ رَبُّهُ ۥ بِكَلِمَـٰتٍ۬ فَأَتَمَّهُنَّ‌ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامً۬ا‌ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى‌ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهۡدِى ٱلظَّـٰلِمِينَ (١٢٤)

.

"Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". QS.2:132

وَوَصَّىٰ بِہَآ إِبۡرَٲهِـۧمُ بَنِيهِ وَيَعۡقُوبُ يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ (١٣٢)

.
Pertanyaan seorang netter,"Tapi kenapa ALLAH mengatakan dalam Al Quran bahwa bahwa orang2 yahudi dan nasrani itu dilaknat oleh ALLAH?"
.
Jawabannya. Orang2 yahudi dan Nasrani yang dikutuk dan dimusuhi oleh ALLAH adalah orang2 yang memerangi Rasulullah saw atau Nabi2 dan juga orang2 yang selalu membenci dan memusuhi umat islam secara stereotype saja.

Golongan yahudi dan nasrani ini disebut golongan Radikal, fanatik, foudametalism dan extreem. (Dalam umat islam juga terdapat golongan islam radikal yang selalu membenci orang2 Yahudi dan Nasrani secara steriotype.).
.
Golongan orang2 radikal ini tidak banyak jumlahnya dalam umat Yahudi dan Nasrani. Yang banyak jumlahnya adalah orang2 Yahudi, dan Nasrani yang moderat (Dhimi)yang menghormati agama islam dan dan Nabi Muhammad saw.
.
Dengan orang2 yahudi dan nasrani yang menghormati agama islam dan penganut2 agama islam,(Dhimi) setiap muslim wajib berlaku adil kepada mereka,dan menegakkan kebenaran kepada mereka dan tidak boleh diskriminasi antara muslim dan non islam, sebagaimana ALLAH memberitahukan kepada Nabi Muhammad saw untuk berlaku adil kepada orang2 yang tidak memusuhi agama islam seperti dibawah ini.;

1.. Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.QS.60:7

۞ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَجۡعَلَ بَيۡنَكُمۡ وَبَيۡنَ ٱلَّذِينَ عَادَيۡتُم مِّنۡہُم مَّوَدَّةً۬‌ۚ وَٱللَّهُ قَدِيرٌ۬‌ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ۬ رَّحِيمٌ۬ (٧)

.
Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS.60:8)

لَّا يَنۡهَٮٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَـٰتِلُوكُمۡ فِى ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَـٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡہِمۡ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ (٨)

Berlaku adil artinya tidak boleh diskriminasi antara orang muslim dan non muslim. Duduk sama rendah tegak sama tinggi. Kalau dalam satu negeri terdapat orang2 Non islam yang baik2 maka mereka juga bisa menjadi pemimpin, atau menjadi seorang mentri dalam cabinet.

Umat islam tidak boleh memperlakukan diskriminasi. Misalnya, karena dia seorang Nasrani, maka dia tidak diberi jabatan dalam pemerintahan sedangkan ilmunya memenuhi persyaratan untuk menjadi mentri atau pemimpin.

Partai2 islam yang tidak mau bersahabat dan bekerja sama,berarti mereka sudah tidak mengikuti peringatan ALLAH diatas.

2.Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum(yahudi,nasrani), mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.5:8)

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُونُواْ قَوَّٲمِينَ لِلَّهِ شُہَدَآءَ بِٱلۡقِسۡطِ‌ۖ وَلَا يَجۡرِمَنَّڪُمۡ شَنَـَٔانُ قَوۡمٍ عَلَىٰٓ أَلَّا تَعۡدِلُواْ‌ۚ ٱعۡدِلُواْ هُوَ أَقۡرَبُ لِلتَّقۡوَىٰ‌ۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ (٨)

3.Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya ALLAH menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS.5:48)

وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَـٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقً۬ا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡڪِتَـٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِ‌ۖ فَٱحۡڪُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ‌ۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّ‌ۚ لِكُلٍّ۬ جَعَلۡنَا مِنكُمۡ شِرۡعَةً۬ وَمِنۡهَاجً۬ا‌ۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَڪُمۡ أُمَّةً۬ وَٲحِدَةً۬ وَلَـٰكِن لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِى مَآ ءَاتَٮٰكُمۡ‌ۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٲتِ‌ۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُڪُمۡ جَمِيعً۬ا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ
فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ (٤٨)
Jadi jelaslah bagi kita bahwa ada dua macam peraturan2 ALLAH yang berbeda dalam al Quran sesuai dengan kondisi pada waktu itu. Perintah ALLAH yang turun kepada Nabi sewaktu peperangan dan kedua sewaktu damai. Bukanlah berarti peraturan2 ALLAH kontraversi satu sama lain;

1.Pertama kepada orang2 yahudi dan nasrani yang fanatik,atau radikal, yang membenci umat Islam, memerangi umat islam karena agama. ALLAH mengatakan bahwa mereka adalah musuh2 umat islam, dan mereka lah yang dikutuk oleh Allah swt.Terhadap mereka kita harus hati2, tidak boleh dijadikan mereka seorang pemimpin, karena mereka tidak senang kalau umat islam tidak masuk kepada agamanya.Lihat QS.2:85.

2, Kedua, kepada orang2 nasrani dan yahudi yang tidak memerangi, dan tidak memusuhi(dhammi), tapi menghormati penganut2 agama islam, maka setiap muslim wajib berlaku adil pula kepada mereka, wajib menghormati keyakinan orang2 yahudi dan nasrani.

Rasulullah saw memberikan atau mempersilakan seorang pastor tamu Rasul untuk bershalat di Mesdjid...jadi jelaslah Rasul menghormati seorang pastor Kristen yang baik yang juga menghormati Rasulullah saw.

Jadi tidak ada diskriminasi antara hamba2 ALLAH yang baik2 walaupun berbeda keyakinan.Indah sekali bukan peraturan2 ALLAH ini?

Sehingga cucu cucu Nabi Ibrahim dapat hidup damai dan saling bantu membantu dan saling berlomba lomba berbuat kebaikan.

Bagaimana cara berdakwah atau menyampaikan peraturan2 ALLAH kepada mereka? Dijelaskan oleh ALLAH di dalam Al Quran sebagai berikut;

1.
Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan. ". (QS, 6:108)

وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٍ۬‌ۗ كَذَٲلِكَ زَيَّنَّا لِكُلِّ أُمَّةٍ عَمَلَهُمۡ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّہِم مَّرۡجِعُهُمۡ فَيُنَبِّئُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ (١٠٨)
Ulama2 atau pendakwah2 hendaklah menjauhi kata kata kafir, sesat, dll. yang dapat menyakiti hati2 mereka, dan juga jangan memaki maki cara mereka menyembahlah ALLAH, tapi katakanlah dgn sopan santun dan berikanlah contoh2 akhlaq yang mulia kepada mereka. Lihatlah lagi perintah ALLAH dibawah ini:

" Itulah belas kasih dari ALLAH bahwa engkau merasa kasihan terhadap mereka. Sekiranya kamu berlaku kasar dan keras - hati, tentunya mereka akan meninggalkan kamu.
Dari itu, kamu mesti memaafkan mereka dan mintakan pengampunan untuk mereka, dan berbincanglah dengan mereka. Setelah kamu membuat keputusan, laksanakan perancangan kamu, dan serahkan kepercayaan kamu kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Amat Mencintai orang orang yang menaruhkan kepercayaan kepadaNya.*QS.3:159.
فَبِمَا رَحۡمَةٍ۬ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡ‌ۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ مِنۡ حَوۡلِكَ‌ۖ فَٱعۡفُ عَنۡہُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِى ٱلۡأَمۡرِ‌ۖ فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِ‌ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ (١٥٩)

Para pembaca yang dirahmati ALLAH...betapa indahnya peraturan2 ALLAH diatas, ALLAH telah memberikan peraturan2Nya kepada umat islam bagaimana cara bermasarakat dgn orang2 budha, yahudi dan nasrani.

Sekiranya setiap muslim mengikuti peraturan2 ALLAH diatas maka terjadilah masarakat yang penuh kedamaian dan kesejahteraan,karena ALLAH akan menurunkan rezeki yang berlimpah kepada orang yang mengikuti perintah2 ALLAH dengan sempurna(Orang2 bertaqwa), lihatQS.65:2-3.

KESIMPULAN;

1. Ulama2 yang mengerti agama wajib mengajak umatnya bersahabat, berlaku adil, tidak boleh diskrimnasi,harus berlaku adil kepada semua golongan dan semua agama,kecuali kepada golongan2 yang melakukan kekerasan dgn senjata,pembakaran2 rumah dan gedung2.

2. Setiap partai islam seharusnyalah bekerja sama dalam mengaplikasikan perintah2 ALLAH diatas untuk membangun bangsa.Tidak boleh exclusive, hanya sama sama orang2 islam saja.

3. Karena bangsa Indonesia terdiri dari bermacam golongan budhaya,agama, dan bermacam sekte2 islam, maka membentuk negara islam Indonesia serta menjalankan syariat islam YANG TIDAK KAFAH (SEMPURNA) akan bertentangan dengan ayat2 ALLAH diatas.

Yang akan terjadi dalam negara bersyariat Islam YANG TIDAK KAFAH adalah diskriminasi,dimana golongan2 non islam terasingkan dalam pemerintahan. Mereka akan menentang habis2an,akirnya terjadilah ketidak amanan dan masarakat rahmatan Lil'alamin tidak akan tercapai.

4. Sistem yang baik/cocok untuk Indonesia adalah sistem Demokrasi- Seculer yang religious, atau negara syariat islam yang khfah, anti diskriminasi, dimana semua golongan mendapat keadilan, Hak2nya di lindungi oleh negara. Umat islam mendapat hak untuk menjalankan peraturan2 ALLAH,golongan2 non islam juga mendapat Hak untuk mejalankan peraturan2 agamanya. Itulah keadilan dari ALLAH. Indah sekali bukan?

(keadilan dan keindahan ini tidak terdapat dalam negera bersistem agama dan diktator)

CATATAN PENTING.

Kalau pemerintahan Syariat islam melaksanakan undang2 anti diskriminasi yang sesuai dgn ayat2 QS.60;8.QS.5;8, maka sistem seculer akan bubar dgn sendirinya.

Negara bersistem Syariat akan tegak dibumi ini dengan baik dan terhormat. Inilah keyakinan saya.

Inilah kuncinya.


Semoga penjelasan saya tentang bermasarakat dengan umat non islam berdasarkan hukum2 ALLAH, ada menfaatnya bagi pemuda2 islam yang sedang belajar. Kalau benar itu datang dari ALLAH hendaklah di taati, dan kalau ada yang bertengan dengan ayat2 ALLAH mohon saya dikoreksi dan saya hargai sekali.

Mungkin sekali anda kaget dan heran dgn ayat2 ALLAH diatas, tetapi itulah kenyataan dan tertulis dlm al Quran dimana anda tidak pernah mendengarkannya selama ini bukan? Jadi kita wajib berlaku adil kepada umat non islam.


Yaa Allah yaa Tuhankami, lapangkanlah untuk kami dada kami, mudahkanlah setiap urusan2 kami, dan buka lah buhul buhul lidah kami agar setiap kata yang kami ucapkan mudah dimengerti dan disenangi oleh para pembaca,kepada siapa lagi kami bermohon yaa Allah kalau bukanlah kepada Mu yangMaha berkuasa dilangit dandibumi ini. amin*


Menuju masarakat yang bermanfaat didunia berarti di akhirat. Marilah kita bersama sama berzikir, pikir dan ikhtiar.

Keep your hands busy with works; keep your mouth busy with remembrance of Allah and leave inheritance as much as possible.

Ayat2 diatas tadi di PERTEGAS oleh Hadits seperti dibawah ini:

Muhammad saw said:: “Whoever harms a non-Muslim (Dhimmi ) will not enter Paradise.” . Kamu belum beriman kepada Allah, kalau kamu belum mencintai tetangga kamu(baik islam maupun non islam)HR.Muslim.Kamu belum mencintai ALLAH,kalau kamu belum mencintai manusia(muslim dan non muslim)HR Muslim

wassalamu'alaikumm.wrwb.

Note; Silakan kirim artikel ini kepada kawan2 yang tersayang.

dan tulisan berikutnya adalah "Cara bergaul dengan sesame umat islam yang berbeda beda mashab atau keyakinan."

http://latifabdul.multiply.com/journal/item/4

[+/-]Baca Selengkapnya......
Jazuli Serukan Muliakan Ibu
1:42 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

SEPERTI hari-hari sebelumnya, di bulan Rajab ini hari-hari H Jazuli Juwaini dihabiskan untuk berdakwah. Sebagai mubaligh sekaligus wakil rakyat Tangerang di DPR RI, dalam sehari bisa tiga sampai lima tempat yang menunggu kehadiran Calon Bupati (Cabup) Tangerang dari PKS ini.

Karena itu, tak heran jika nama Jazuli sudah tak asing lagi di mata ibu-ibu majlis taklim. Seperti saat Jazuli mengisi ceramah Isra' Mi'raj di Desa Cijalengka Kecamatan Pagedangan, dan Desa Suka Tani Kecamatan Cisoka, awal pekan lalu. Ribuan ibu-ibu dari sekitar 50 majlis taklim se-Pagedangan dan Cisoka, menyambut antusias kehadiran putra Kronjo ini.

Di Pagedangan, acara isra mi'raj anggota majlis taklim dipusatkan di Majlis Taklim Raudatul Irfan, pimpinan Hj. Lomrahmawati. Acara ini dihadiri juga KH Mahmud, tokoh masyarakat setempat, dan Sekdes Cijalengka, M. Endi.

Image
H. Jazuli Juwaeni, Lc, MA bersama ibu-ibu majelis taklim

Siraman rohani yang dibawakan H. Jazuli Juwaini di sini, bertemakan tentang memuliakan kaum ibu. "Peran ibu sangat besar dalam membangun masyarakat. Karena pendidikan dari sentuhan ibu, membuat anak-anak dan keluarga terarahkan dan terkontrol hidupnya. Ibu atau wanita adalah tiang negara. Karena itu, mari kita muliakan ibu," ajak Jazuli dalam ceramahnya.

Seusai ceramah, H Jazuli menyempatkan diri berdialog dengan ibu-ibu. Mereka pun mengeluhkan tentang pendidikan dan moral generasi muda Tangerang. Para ibu-ibu pun menyatakan siap mendukung H Jazuli untuk memimpin Kabupaten Tangerang. "Kita butuh pemimpin yang ulama sekaligus umara, yang bisa membawa masyarakatnya ke jalan kebenaran dan kebaikan," kata Hj Rahmawati.

Menjelang dzuhur, Jazuli langsung meluncur ke Desa Suka Tani Kecamatan Cisoka. Di sini, ribuan ibu- ibu majlis taklim juga sudah menunggu. Usai shalat dzuhur, H. Jazuli memulai ceramahnya di Masjid Widad Husein AI Barokah. (nurul huda)

Sumber: Satelit News

[+/-]Baca Selengkapnya......
Jazuli Keliling Pantura Serap Aspirasi Warga
1:40 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

H. Jazuli Juwaeni, Lc, MA - Calon Bupati Kab Tangerang
H. Jazuli Juwaeni, Lc, MA
TANGERANG, SN—Masa reses DPR-RI dimanfaatkan sungguh-sungguh oleh anggota DPR-RI dari daerah pemilihan kabupaten dan kota Tangerang, H Jazuli Juwaini, MA. untuk menyerap aspirasi pemilihnya.

Apalagi, masa reses ini bersamaan dengan moment perayaan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Bagi Jazuli, yang juga dikenal sebagai mubaligh kondang ini, moment Isra' Mi'raj merupakan ladang dakwah. Karena itu, hampir tak ada waktu luang bagi putra asal Kronjo ini, kecuali berceramah dari satu majelis taklim ke majelis taklim, dari pesantren ke pesantren dan dari masjid ke masjid.

Kamis (9/8) Jazuli yang juga Calon Bupati (Cabup) Tangerang dari PKS ini, didampingi anggota DPRD I Banten H. Asnin Safiyudin yang juga tokoh masyaraicat Mauk, serta Ketua MUI Kecamatan Rajeg K. H Bahruddin, menemui warga di Masjid al-Barkah, Gedungputat, Mauk.

Acara isra' mi'raj yang digelar di jalan raya Kedungputat ini, dibanjiri masyarakat hingga seluruh ruas jalan dipenuhi hadirin, bahkan membludak sampai pinggir sungai. Warga berebut ingin bersalaman dengan mubaligh kondang yang sering memberikan tausiyah di televisi ini. Kehadiran H. Jazuli disambut oleh ketua panitia Deni Marfu, S.Pd dan ketua DKM Masjid Al- Barkah, Ahmad Fuadi S.Ag.

Dalam ceramahnya dari pinggir jalan, Jazuli berpesan kepada masyarakat agar tetap menjaga kualitas dan kuantitas ibadah, demi mendapatkan rahmat Allah SWT. "Mari kita maknai bersama perjalanan Rosulullah Saw dari masjidil Haram ke Masjidil Aqsha dan hingga Sidratul Muntaha itu, merupakan kewajiban ummat Islam untuk memakmurkan Masjid. Agar masyarakat kita menjadi masyarakat yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghafur, agar kita mendapatkan pemimpin yang soleh, jujur, amanah dan tidak korupsi," ujarnya.

"Saya sepakat apa yang telah disampaikan KH Jazuli tadi, bahwa kita butuh pemimpin yang visi dan misinya jelas, tidak umbar janji, soleh, jujur, dipercayai masyarakat dan mau mendengarkan keinginan masyarakat. Maka, kita harus pilih pemimpin dari kalangan ulama dan umaro," tegas KH Bahrudin. Ketua MUI Rajeg.

Masih di hari yang sama, H. Jazuli menyerap aspirasi warga Kampung Blukbuk Bojong, Desa Blukbuk. Kecamatan Kronjo. Di sini, selain bertatap muka dengan warga, Jazuli juga mengunjungi tempat-tempat pendidikan formal dan informal, seperti pondok pesantren, majlis ta'lim, dan madrasah ibtida'iyah (MI).

Saat mengunjungi Pondok Pesantren Riyadul Husna, pimpinan Ust. Parhani, Jazuli didaulat untuk menyampaikan tausiyahnya kepada santri dan ibu-ibu majlis taklim.

Dalam pidatonya, H. Jazuli mengatakan. bahwa pendidikan dan ke-sehatan merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. "Kita harus perjuangkan nasib masyarakat yang kurang mampu. Pemerintah berkewajiban untuk memperhatikan terlebih dahulu hak-hak masyarakat yang belum tertunaikan, seperti pendidikan dan kesehatan gratis bagi keluarga tak mampu," tegasnya. (nurul huda)

Sumber: Satelit News

[+/-]Baca Selengkapnya......
Reses Dewan Harus Dimaksimalkan
1:39 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

TIGARAKSA – Anggota DPRD Kabupaten Tangerang memasuki masa reses, sejak Rabu (8/8) lalu hingga Rabu (15/8) mendatang. Sejumlah anggota DPRD Kabupaten Tangerang dari fraksi berbeda berharap masa reses ini digunakan untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya.

Teknisnya seperti apa, diserahkan kepada masing-masing anggota dewan tersebut. Biasanya, mereka menyerap aspirasi itu dengan cara mengundang konstituen atau mengumpulkan konstituen di sebuah tempat pertemuan. Tujuannya sama, yakni untuk kemajuan pembangunan Kabupaten Tangerang ke masa depan.

“Reses sekarang akan saya manfaatkan untuk melakukan pertemuan dengan para kader di sebuah tempat. Hal ini lebih efisiensi baik waktu maupun tenaga,” ujar anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Tangerang Togu Pardamean Tobing, Kamis (9/8). Togu merupakan anggota dewan asal daerah pemilihan IV yang meliputi Kecamatan Curug, Legok, Cikupa, dan Panongan.

Sementara Syahrifullah, anggota Fraksi PKS DPRD Kabupaten dari daerah pemilihan II yang meliputi Kecamatan Pasar Kemis, Kemiri, Kronjo, Mauk, dan Rajeg, memilih menemui para petani di bagian utara (pantura) yang saat ini tengah dilanda kekeringan akibat musim kemarau. “Saya mau langsung menemui para petani itu di areal sawahnya masing-masing,” kata Syahrifullah.

Syahrifullah mengaku, dirinya sudah menerima keluhan tentang belum tersediannya saluran irigasi air untuk mengairi lahan persawahan mereka.
“Mereka minta anggota dewan asal pantura untuk mengusulkan anggaran guna pembuatan irigasi air bagi lahan persawahan,” katanya.

Syahrifullah berjanji akan segera memperjuangkan aspirasi para petani itu. Ia akan mengusulkan pembuatan saluran tersier untuk persawahan. “Ini yang akan prioritas untuk diperjuangkan,” ujar Syahrifullah.

http://www.pks-kabtangerang.or.id/2006/content/view/264/32/

[+/-]Baca Selengkapnya......
Partai-partai Harus Bercermin Pada PKS
1:36 AM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

“PKS berhasil menanamkan image sebagai partai yang memiliki moral, tapi partai-partai lain tidak mampu menciptakan itu,” jelas pengamat kawakan ini.

PK-Sejahtera Online: Meski menelan kekalahan, tipisnya perbandingan perolehan suara pasangan Adang Daradjatun-Dani Anwar dan Fauzi Bowo-Prianto pada pilkada DKI Jakarta, dinilai oleh sebagian besar pengamat politik bahwa PKS adalah partai yang fenomenal.

PKS yang tampil sorangan mampu mengoptimalkan kinerja partainya hingga mampu mendulang hampir 43 persen suara, sedangkan koalisi 20 parpol pengusung pasangan nomor 2 yang tergabung dalam koalisi Jakarta dinilai tidak bekerja secara optimal.

Berkaitan dengan hal ini pengamat politik Fahri Ali dalam salah satu acara di televisi swasta nasional (13/8), menilai keberhasilan PKS dalam pilkada DKI Jakarta karena PKS mampu merebut hati masyarakat melalui penanaman persepsi sebagai partai yang jujur yang selama ini tidak ditemui dalam kancah perpolitikan di tanah air.

“PKS berhasil menanamkan image sebagai partai yang memiliki moral, tapi partai-partai lain tidak mampu menciptakan itu,” jelas pengamat kawakan ini.

Oleh karena itu, Fahri menyarankan agar partai-partai bercermin pada PKS. Karena persepsi partai yang punya moral saat ini mahal sekali ditemui di dalam dunia politik di Indonesia.

Fahri mengingatkan selama PKS berpegang pada koridor politik yang bersih seperti yang diusung pada pamilu 2004, maka PKS tidak akan ditinggalkan oleh konstituennya, karena menurutnya faktor moral menjadi kekuatan politik saat ini.

“PKS bekerja untuk tujuan yang sifatnya non material, jadi fungsi idiologis menjadi sangat penting,” jelas Fahri.

Ia juga menghimbau partai-parta lain untuk mengedepankan aspek moral bila ingin mendapatkan dukungan yang besar dari masyarakat.

“Kalau ada partai-partai yang mampu menyaingi persepsi yang semacam ini di tengah-tengan masyarakat, maka pasti ia akan mendapatkan dukungan. Jadi partai-partai harus mengoreksi diri dalam konteks ini,” Jelas Ali. (Zalfa)




Pengirim: Ningsih
Update: 14/08/2007 Oleh: Ningsih

[+/-]Baca Selengkapnya......
Menang atau Kalah Saya Tetap Sayang PKS
11:59 PM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Adang-Dani.Com: Calon gubernur DKI Jakarta , Adang Daradjatun mengaku tidak terbebani dengan hasil dari pilkada yang nantinya diperoleh, hal ini dikemukakannya di Kediamannya di Jalan Cipete Raya no.39, Jakarta Selatan usai melakukan pencoblosan di TPS 17, Cipete Selatan, Kamis pagi (08/07). Ditambahkan Adang, ia bersama PKS mengaku tidak menyiapkan apapun untuk kekalahan karena menganggap ini adalah bagian dari rencana Allah SWT terhadap dirinya dan partai pengusungnya.

"Semua saya serahkan kepada Allah SWT, jadi sama sekali tidak beban" kata Adang.

Ia sendiri berharap siapapun yang memenangkan pilkada ini, ia adalah figure yang dapat membawa Jakarta jadi lebih baik. "Saya meyakini pilihan warga Jakarta adalah pilihan baik dan sangat layak dihargai,"
ujarnya.

Mantan wakapolri ini menyatakan, apapun hasilnya ia akan tetap bersama PKS. "Saya ini sudah sayang sama PKS jadi menang atau kalah tidak akan mempengaruhi," tukasnya didampingi oleh sang istri Nunun Nurbaiti.

Selama setahun bersama PKS, ia merasa memiliki idealisme yang sama. "PKS itu hebat.. isinya orang-orang muda dengan idealisme dan kepekaan sosial yang tinggi, saya yakin mereka akan jadi partai besar dikemudian hari," harapnya.

Bila andai nanti kalah, Adang mengaku akan kembali pada keluarga, olahraga dan berbagai aktivitas social yang selama ini dijalaninya. "Saya punya istri yang cantik, cucu yang sedang lucu-lucunya selain itu olahraga seperti tenis dan renang akan kembali di jalaninya," imbuhnya. Selain itu tambah pria yang jadi Ketua Umum Perhimpunan Donor Darah Indonesia (PDDI), ia akan juga membantu mengembangkan berbagai aktivitas
sosialnya termasuk diantaranya donor darah. (isno)


[+/-]Baca Selengkapnya......
Serukan Massa Demokrat Coblos Adang
11:57 PM | Author: Blog Nya Akhmad Sekhu

Fungsionaris Partai Demokrat
Serukan Massa Demokrat Coblos Adang

“Bawa Demokrat semua ke Pak Adang. Tolong habis pulang dari sini nanti kalau mau tidur di pikiran selalu nomor satu, kita nyoblos nomor satu, nomor satu Pak Adang,” ajaknya.

PK-Sejahtera Online: Meski elit politik Partai Demokrat mendeklarasikan dukungan kepada Cawagub Fauzi Bowo, tidak serta merta dukungan itu diikuti oleh seluruh kader dan simpatisan partai berlambang bintang segi tiga ini.

Hal ini terbukti pada kampanye hari keenam pasangan cagub dan cawagub Adang Daradatun-Dani Anwar di lapangan Blok S Jakarta Selatan (28/7). Salah seorang fungsionaris Partai Demokrat DKI Jakarta Ahmad Jalil menyatakan dukungannya pada Adang.

Pada kesempatan tersebut Jalil ikut melakukan orasi. Ia tampil dengan mengenakan stelan jas berwarna biru khas Partai Demokrat dilengkapi dengan logo partai di sebelah kiri atas jas. Jalil mengajak kader dan simpatisan Partai Demokrat untuk memilih pasangan Adang-Dani.

“Bawa Demokrat semua ke Pak Adang. Tolong habis pulang dari sini nanti kalau mau tidur di pikiran selalu nomor satu, kita nyoblos nomor satu, nomor satu Pak Adang,” ajaknya.

Jalil juga menggugah massa demokrat untuk menggunakan hati nurani dalam memilih dan tidak mengikuti elit-elit politik yang memiliki kepentingan.

“Jangan sampai hati nurani kita, suara kita digadaikan ke orang-orang yang ingin memperoleh sesuatu. Harus betul-betul kita amanahkan Pak Adang nomor satu,” seru Jalil. (Zalfa)



Pengirim: Ningsih
Update: 31/07/2007 Oleh: Ningsih

[+/-]Baca Selengkapnya......
Belajar Bisnis Online Belajar Bisnis Online Belajar Bisnis Online